Jumat, 03 Mei 2013

Mengenal Lebih Dekat dengan Mohammad Firdaus

MOHAMMAD FIRDAUS - Ketua Himpunan Mahasiswa Arsitektur periode 2013-2014

Yak tim archipress berhasil mejalankan misi "mengenal lebih dekat..."!  Kolom "mengenal lebih dekat..." ini bertujuan untuk menginspirasi teman teman dari profil yang akan kita bahas disini. Tentu saja yang kita bahas adalah orang orang di GBA yang memiliki prestasi. Dan orang pertama yang kami bahas disini adalah Mohammad Firdaus. Panggilan akbrabnya Edo dan dipanggil sama temen temennya kambing. Siapa sih penghuni GBA yang nggak tau Edo? Yak, kahim kita yang baru dilantik 3 minggu yang lalu. Pembahasan ini fokus pada HMA menurut Edo secara pribadi dan all about Edo sekaligus perkuliahannya. 




Riwayat Keorganisasian dan Kepanitiaan

Kelahiran: Gresik, 06 Desember 1991
Pengalaman Organisasi:  Staff Workshop 2011-2012
                                      Staff Non Komisi 2011-2012, 
                                      Staff Eksternal HMA 2012-2013
                                      Kabid Delegasi BEM 2012-2013
                                      Staff Ahli Internal BEM 2012-2013
Kepanitiaan: Kabid PDD MUMA 2011
                    Perkap TAA 2011
                    Ketua Pelaksana Pemilwa Teknik 2011
                    Kabid Acara Probin 2012-2013. 

Evaluasi HMA

Pendapat pribadi Edo tentang evaluasi HMA kemarin overall sudah bagus. Tapi, tak ada gading yang tak retak kan? Beberapa proker-proker di HMA periode kemarin sebenernya belum menunjang tapi terlalu dipaksakan untuk ada sehingga tidak semua proker bisa dijalankan pada akhirnya. Proker-proker nya memang sangat bagus untuk meningkatkan sistem kerja HMA, namun kurangnya koordinasi antara departemen, divisi, kepala departemen, ketua divisi dan staff yang membuat proker HMA tidak berjalan sesuai rencana.


HMA yang Lebih Baik


Sistem kerja HMA sebenernya bukan terletak pada proker-proker yang dimiliki. Tetapi, interaksi dan koordinasi antar elemen-elemen yang ada di HMA. Karena, dengan koordinasi, semua program dan sistem kerja akan saling berjalan sesuai alurnya dan lancar. Menurut Edo, kelima departemen yang ada di HMA, workshop, PSDM, Internal, Eksternal dan Akademis harus saling berkaitan. Kita disini bukan bekerja membawa nama departemen masing-masing, melainkan Himpunan. Kelima departemen tadi harus menghasilkan sebuah benang merah hasil kerja sama kelima departemen HMA. Yang selama ini Edo lihat,
departemen-departemen yang dimiliki HMA masih bekerja secara parsial bukan kelompok. Ini dikarenakan koordinasi yang kurang dan perlu ditata ulang. HMA harus memberikan sesuatu kepada Jurusan supaya semua berjalan dengan seimbang. Proker besar kita selanjutnya adalah Lustrum. Jurusan meminta tolong kita untuk menyumbangkan ide kreatif dan melibatkan mahasiswa pada acara itu. Edo berharap teman-teman di kabinet HMA bisa mengayomi adek-adek dan teman-teman supaya koordinasi berjalan dengan lancar. "Menurutku kritik itu penting. Karena tanpa kritik kita ini bukan apa-apa." Edo tidak akan merubah struktur organisasi yang sudah ada di HMA. Bukan merubah HMA tapi memperbaiki HMA sesuai dengan jalurnya.



Jendela Arsitektur


Jendela Arsitektur merupakan acara puncak yang ada di penghujung periode HMA. Elemen-elemen HMA seperti lima departemen harus muncul di Jendela Arsitektur. Tapi, Jendela Arsitektur yang kemarin masih belum memperlihatkan hasil kerja sama antar departemen. Disiplin ilmu yang diterapkan di Jendela Arsitektur masih sangat minim sekali. Menurut Edo, kurangnya inovasi dalam sebuah proker terbesar adalah masalah lainnya yang sangat penting dan perlu dikaji. Konsep yang dimiliki Jendela Arsitektur dari tahun ke tahun harus lebih fresh. Karena, sangat kurang oke jika penghuni GBA merasakan dua kali kepanitiaan Jendela Arsitektur dengan konsep, konten dan lokasi yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Lalu, Jendela Arsitek yang seperti apa sih yang Edo mau? Edo punya pendapat pribadi nya tentang unek-unek Jendela Arsitektur dari sisi konsep, konten dan bahkan lokasi. Jendela Arsitektur itu harus memasyarakat dan kalo bisa fokus pada ranah kesosialan agar semua warga kota Malang bisa merasakan Jendela Arsitektur. Intinya ada pada hubungan masyarakat dengan jurusan dan himpunan dan sebaliknya jurusan dan himpunan dengan masyarakat luas. Semua itu harus berjalan dengan sinkron dan seimbang. Jendela Arsitektur bukan ajang yang bertema ekslusif tapi harus lebih memasyarakat. Yah, kalo bisa lokasinya jangan di mall tapi di ruang-ruang bersama yang semua orang mau mengunjungi tempat itu. Misalnya saja, di Tugu Malang. Edo bilang, Jendela Arsitektur nggak harus melulu tentang Arsitek. Pemikiran yang visioner sekali, Mas Edo!



Diklat HMA



Diklat Himpunan ini merupakan kegiatan mempersiapkan diri sebelum memasuki HMA di periode terbaru. Tapi menurut Edo, diklat himpunan yang sebelumnya masih belum memenuhi kriteria dan esensi dari diklat HMA sendiri. Banyak anak-anak GBA yang ikut diklat hanya sekedar untuk bermain saja supaya nggak bosen di kosan. Tidak ada yang salah sebenernya dengan hal itu selama mereka yang ikut diklat bisa mendapatkan esensi dari diklat itu sendiri. Tetapi yang kita lihat,diklat HMA yang sebenernya, materi-materi yang diberikan masih kurang menyentuh hati temen temen yang ikut diklat. Sebenernya, diklat itu harus disesuaikan dengan jenis angkatan. Pemahaman tentang himpunan di masing-masing angkatan jelas berbeda, kita nggak bisa membimbing temen temen dengan satu cara dan satu materi untuk semua angkatan. Treatment khusus per angkatan itu penting dan wajib.



Sosialisasi Open Recruitment HMA periode 2013-2014


Ada yang baru mungkin di sistem kerja HMA yang baru. Yaitu, sosialisasi departemen-departemen untuk OR HMA yang kemarin. Sosialisasi ini penting dan wajib agar teman-teman punya gambaran tentang HMA seperti apa dan harapannya temen-temen tau apa yang harus dilakukan untuk HMA. Sosialisasi ini menurut Edo sangat efektif dan cukup berhasil jika dilihat dari hasil interview dengan teman-teman GBA yang OR kemarin. Sebagian besar dari mereka sudah paham dan tau akan HMA seperti apa dan mereka tau mereka harus berkerja seperti apa, memberikan apa untuk HMA. Karena yang terpenting ketika kita di HMA adalah apa yang harus kita berikan kepada HMA bukan dapet apa aku waktu di HMA. Karena dengan ilmu ikhlas itu, kita pasti secara otomatis mendapatkan sesuatu yang bermanfaat untuk diri kita sendiri. Bijak sekali ya Mas Edo ini.


Pendapat tentang Departemen Internal


Departemen Internal yang kita tau mungkin masih kurang menghasilkan sesuatu. Tetapi sebenernya Internal sudah menghasilkan sesuatu tapi hanya saja banyak orang yang tidak tau. Di lingkup internal sendiri sebenernya memilki tujuan untuk HMA yaitu mengharmoniskan seluruh departemen yang ada di HMA sendiri. Ini cukup penting, karena jika satu HMA kurang seimbang, program kerja yang sudah direncanakan pun tidak berjalan sesuai harapan. Internal itu seharusnya sering mengikuti kompetisi-kompetisi di luar supaya menghasilkan networking. Internal nggak harus tentang "internal" yang di dalam dalam saja, kerja sama di luar jurusan bahkan fakultas itu sangat penting untuk semua departemen.



HMA dan Networking


Mengadakan pelatihan-pelatihan dan kegiatan yang bekerja sama dengan UKM-UKM Pusat juga memiliki peran penting. Sama seperti pendapat Rizky yang tadi (kemarin sore) berkunjung kesini. Dia intinya pengen melakukan kerja sama dengan kita itu untuk menghasilkan sebuah networking dan koneksi. HMA juga harus memanfaatkan keadaan itu supaya nama HMA dikenal oleh semua orang minimal di Malang. Itu kenapa sekarang kita fokusnya di dunia maya karena publikasi lewat dunia maya itu penting, mengingat jaman sekarang orang-orang maennya ya media sosial. "Informasi-informasi sangat efektif jika dipublish lewat dunia maya, ya masa dikit dikit ke kutang dikit ke kutang kan lama lama tekor juga."



Parameter Keberhasilan HMA


"Wah ini pertanyaan yang cukup sulit." Menurut Edo parameter keberhasilan suatu periode di HMA bukan terletak pada berjalannya semua proker. "Semua itu harus produktif, walaupun proker nggak jalan itu bukan masalah. Yang penting produktif dan meningkatkan rasa kebersamaan, menghasilkan sesuatu, koordinasi semua berjalan lancar,  itu semua akan meningkatkan kualitas sistem kerja HMA sendiri sebenernya. Proker semuanya jalan tapi koordinasi minim, kita sendiri nggak dapet apa-apa, produktif enggak, kebersamaan apalagi, itu menurutku sih ya nothing." -Mohammad Firdaus



Edo dan Ketua Himpunan Mahasiwa Arsitektur


"Ya pas pertama kali masuk Arsitek ya jelas nggak ada gambaran aku jadi kahim. Aku tu orangnya nggak mau ribet, ya ngikut aja lah istilahnya. Aku juga dulu bukan anak yang suka dan aktif di organisasi waktu SMA. Jadi danton KKM dulu aja itu sebenernya terpaksa, soalnya aku nggak enak sama anak-anak kalo aku nggak ikutan screening danton pas itu. Ya jadi danton KKM pas itu sebenernya jadi beban tersendiri lah buat aku. Pas jadi danton itu aku udah niat nggak mau ikut apa apa lagi, ini yang terakhir lah pokoknya. Eh tapi kok pas semester dua sering diplot plot." Itu jawaban awal Edo tentang pengalaman pertama kali kenapa bisa jadi Kahim. Edo ngerasa kalo banyak yang lebih pantas daripada dia buat jadi kahim. Dan sebenernya walaupun Edo bukan kahim, Edo punya misi untuk memperbaiki himpunan dan concern di himpunan. "Aku harus percaya sama anak-anak kalo anak-anak percaya sama aku. Saling percaya itu penting, itu buat koordinasi. Kalo ada apa apa itu bilang, kita diskusi dan diomongin bareng-bareng." kata Edo. "Ya jadi kahim pasti ada manfaat sendiri buat aku. Lingkup lingkungan ku jadi bertambah apalagi masalah birokrasi. Aku jadi kahim disini yang sedang mencari ilmu yang aku nggak dapet di perkuliahan." lanjutnya. "Aku sebagai kahim adalah orang yang bertanggung jawab atas adek-adekku, temen-temenku, mereka yang sedang mencari ilmu disini supaya mereka dapet ilmu di HMA, istilahnya aku nggak mau menghancurkan minat mereka di HMA."



Edo dan Kuliah

"Ya jujur aja aku bukan orang yang bisa bagi waktu. Aku bukan orang yang punya targetan waktu, jam segini harus ini, jam segini harus ini. Aku bukan kaya gitu tapi aku orang yang lebih fokus di targetan hasil." Edo sendiri paham akan kekurangannya tentang kedisiplinan di kuliah, dia masih belum bisa dateng kelas seenggaknya sebelum dosen dateng. Edo mungkin hanya memiliki masalah dengan waktu dan kurangnya kedisiplinan. Yah, jadi kahim lebih disiplin ya, Do. Kan secara nggak langsung kahim itu jadi figure buat kita malah ada yang berani menjadikan kahim sebagai role model lho. Kalo ditanya tentang DA, Edo jawabnya seneng banget. "Kemarin (Kamis) kan emang ada preview DA, ya aku bisa ngerjain tugas DA itu dengan maksimal dan Alhamdulillah aku termasuk kriteria 1." Nah ini yang patut kita contoh. Prestasi di himpunan bisa kita seimbangkan dengan prestasi di perkuliahan. Sulit memang menyeimbangkan antara kuliah dan himpunan supaya berjalan lancar di kedua bidang itu, tapi Edo sudah cukup memberikan gambaran bahwa dia bisa, Edo bisa kenapa kita nggak bisa?


"Kegagalan terjadi ketika kita menyerah. Jangan pernah menyerah dengan ilmu ikhlas yang kita punya." -Mohammad Firdaus





TETAP SEMANGAT, EDO. ADA KITA DI BELAKANG MU!



1 komentar:

  1. Yooo edo yooo
    ayo menuju hma yang lebih baik
    waktunya dibagi juga lah doo

    BalasHapus